Laman

Minggu, 03 Juni 2012

Sejarah Teori Evolusi Manusia

Teori evolusi merupakan kajian yang berakar pada filsafat materialistis. Filsafat materialisme berkembang dan menyebar luas pada abad ke-19. Filsafat materialisme berusaha menjelaskan penciptaan alam ini semata-mata karena faktor-faktor yang bersifat materi. Para pendukung filsafat ini berpandangan bahwa segala sesuatu muncul tidak melalui proses penciptaan, melainkan melalui sebuah peristiwa kebetulan yang kemudian mencapai kondisi teratur. Pada pertengahan abad ke-19, filsafat materialisme melahirkan  teori evolusi.

Tokoh yang mengemukakan teori evolusi ialah seorang naturalis yang berasal dari Inggris, yaitu  Charles Robert Darwin (1809-1882). Ia memiliki ketertarikan yang kuat pada alam dan makhluk hidup. Minat tersebut pada akhirnya mendorong dia untuk bergabung dalam ekspedisi pelayaran dengan sebuah kapal bernama  H.M.S. Beagle, yang berangkat dari Inggris tahun 1832. Dia mengarungi berbagai belahan dunia selama lima tahun.

Pengamatan alam yang dia lakukan melalui perjalanan tersebut menumbuhkan perasaan takjub pada dirinya dengan melihat begitu banyaknya ragam spesies makhluk hidup. Fokus perhatiannya terutama ditujukan pada jenis-jenis burung finch di Kepulauan Galapagos. Ia mengira bahwa variasi pada paruh burung-burung tersebut disebabkan oleh adaptasi mereka terhadap habitatnya.

Sejarah Teori Evolusi Manusia

Dengan pemikiran ini, ia menduga bahwa asal-usul kehidupan dan spesies berdasar pada konsep “adaptasi terhadap lingkungan”. Menurut Darwin, aneka spesies makhluk hidup tidak diciptakan secara terpisah dan beragam melainkan berasal dari nenek moyang yang sama. Kemudian muncul berbagai jenis dan ragam makhluk hidup karena proses adaptasi mereka yang berbeda akibat kondisi alam yang berbeda. Darwin mengemukakan gagasan yang menyatakan bahwa individu-individu yang beradaptasi pada habitat mereka dengan cara terbaik, akan menurunkan sifat-sifat mereka kepada generasi berikutnya. Sifat-sifat yang menguntungkan ini lama-kelamaan terakumulasi dan mengubah suatu individu menjadi spesies yang sama sekali berbeda dengan nenek moyangnya. Menurut Darwin, manusia adalah hasil paling maju dari mekanisme ini.

Darwin menamakan proses ini sebagai “evolusi melalui seleksi alam” (survival of the fittest). Ia kemudian mempublikasi-kan pandangannya ini dalam bukunya yang berjudul“The Origin of Species, By Means of Natural Selection” pada tahun 1859. Meskipun demikian, nampaknya Darwin sendiri mempunyai beberapa keraguan dalam pengungkapan teorinya tersebut.

Hal ini terungkap dalam salah satu bab yang dituangkannya dalam buku tersebut yang diberi judul  “Difficulties of the Theory”. Kesulitan-kesulitan ini terutama pada catatan fosil dan organ-organ rumit makhluk hidup (misalnya mata) yang tidak mungkin dijelaskan dengan konsep kebetulan, dan naluri makhluk hidup. Darwin berharap kesulitan-kesulitan ini akan teratasi oleh penemuan-penemuan baru.

Charles Darwin menulis dua buah buku yang berjudul The Origin of Species (1859) dan  The Descent of Man (1871). Melalui kedua buku tersebut, Darwin menyatakan bahwa semua jenis makhluk hidup sekarang ini termasuk juga manusia, berasal dari satu jenis makhluk bersel satu. Lambat laun mereka berkembang menjadi berjenis-jenis makhluk hidup. Binatang yang paling maju ialah sejenis kera, dengan mengalami proses struggle of life , sedikit demi sedikit mengalami perubahan. Perubahan tersebut pada akhirnya mencapai kesempurnaan, sehingga mengarah pada wujud manusia seperti sekarang ini.

Artikel Terkait Lainnya Pada Blog Ini:



0 komentar:

Posting Komentar